SIANTAR-CSKERAS | Kebijakan acak-acakan terhadap ASN yang dimutasi Wali Kota Siantar Wesly Silalahi, tak selesai dipergunjingkan. Dasar sentimen masih mengemuka sebagai acuan. Sekali pun banyak melanggar aturan.
Pemerhati Kebijakan Publik, Peston Sinaga, mengajak seluruh ASN Pemko Siantar, untuk tidak membesar-besarkan kekeliruan pengambilan keputusan kalau ada dan terlanjur dilakukan Wali Kota Siantar, Wesly Silalahi.
“Terlepas itu salah atau tidak salah, pandanglah keputusan wali kota sebagai rasa kepedulian kepada ASN yang sudah terlanjur dimutasi. Sebab, kita melihat sendiri bagaimana kondisi wali kota yang sekarang. Sudah berusia makin menua,” papar Peston, Kamis (06/11/2025) pagi.
Persepsi sama dijelaskan Peston, sudah pernah disampaikan Fraksi Golkar pada Sidang Paripurna beberapa waktu lalu. Dimana Partai Pohon Beringin, itu menyarankan agar Wesly cuti 3 bulan untuk fokus belajar kembali tentang aturan dan peraturan.
“Jadi mungkin saja usia yang tak muda lagi, membuat wali kota kita ini banyak lupa. Sehingga perlu kembali belajar. Ini tentunya juga, tidak bisa dianggap sepele. Sebab saran itu dituangkan Golkar dalam Pandangan Umum Fraksi di Sidang Paripurna DPRD Siantar,” sambung Peston.
Sebagai warga Siantar yang peduli pada wali kota, Peston pun mendesak Wali Kota Siantar Wesly Silalahi, segera introspeksi diri. Jangan sampai, ketidakpahaman atau kealpaannya dalam mengambil keputusan yang tak sesuai aturan, mengancam masa depan dan karir ASN.
“Ke depan, kita berharap kebijakan dan pengambilan keputusan oleh wali kota, tidak lagi menciderai aturan. Iya kalau sekadar berdampak merusak karir ASN. Bagaimana kalau merusak tatanan sosial masyarakat? Ini harusnya lebih diperhatikan wali kota. Kalau boleh saran, ide Fraksi Golkar segera dipertimbangkan. Jangan malu untuk belajar,” tutup Peston.
Seperti diketahui, Wali Kota Siantar Wesly Silalahi, pernah mencopot Asisten I Pemko Siantar. Padahal, belum satu minggu diangkatnya sebagai Pelaksana Tugas. Bukan itu saja, Sekretaris Dinas Pendidikan Simon Tarigan, dimutasi menjadi Guru SMP tanpa Uji Kompetensi.
Ketika semua perjalanan kebijakannya ini coba dikonfirmasi, Wesly tak merespons. (ung)






