SIANTAR – CSKERAS | Selain usia yang terlanjur menua hingga daya ingat dianggap berkurang, Wali Kota Siantar Wesly Silalahi, juga tak melulu dijamin selalu tepat dan disenangi semua pihak dalam pengambilan keputusan rotasi jabatan. Termasuk ketika terjadi kesalahan prosedural. Sebab, Wesly bukanlah Kepala BKD Timbul Simanjuntak apalagi Sekda Siantar Junaidi Sitanggang.
“Jadi kita juga harus bisa menoleransi itu. Wali Kota Siantar ini tidak saja karena faktor usianya. Tapi memang beliau masih buta sekali soal birokrasi ini. Perlu kita ingatkan kepada publik. Beliau bukan Kepala BKD yang mengurusi langsung pegawai se Pemko Siantar itu. Atau sekelas Sekda Siantar yang menilai langsung kinerja pegawai. Ini harus kita maklumi,” ungkap MP Pardede, Jumat (07/11/2025) pagi.
Akademisi sekaligus Pemerhati Kebijakan Pemerintah ini menambahkan, kondisi Wali Kota Siantar Wesly Silalahi yang sekarang, tentunya jangan pula dijadikan kesempatan oleh pihak-pihak yang hanya mengambil keuntungan pribadi dan kelompok.
“Ini perlu juga kita perhatikan. Sejauh ini, kita melihat dari luar sepertinya begitu. Kelemahan wali kota ini dijadikan kesempatan sejumlah pihak untuk mengambil keuntungan pribadi. Kita tengok saja, wali kota juga tidak sedang menari di atas panggung sendiri. Tapi melantai dengan digendangi orang-orang sekitarnya,” papar Pardede.
Harapan Pardede ke depan, seluruh keputusan keliru yang telah diambil wali kota, hendaknya bisa dipertimbangkan kembali untuk dievaluasi dan diperbaiki. Sepanjang, itu tidak melanggar aturan dan peraturan yang telah ditetapkan.
Sayangnya, Wali Kota Siantar Wesly Silalahi, tidak mau memberikan tanggapan seputar tugas dan tanggungjawabnya selaku kepala daerah. Sebaliknya, Wesly berubah sebagai penginjil dengan mengirim pesan berisi Amsal 17:17:27. Jumat (07/11/2025) pagi.
Seperti diketahui, Wali Kota Siantar Wesly Silalahi, pernah mencopot Asisten I Pemko Siantar. Padahal, belum satu minggu diangkatnya sebagai Pelaksana Tugas. Bukan itu saja, Sekretaris Dinas Pendidikan Simon Tarigan, dimutasi menjadi Guru SMP tanpa Ukom. (ung)






