SIMALUNGUN-CSKERAS | Bupati Simalungun Anton Saragih, dipaksa memilih satu dari tiga pilihan. Berpihak ke warga, atau Management PTPN IV Regional II di bawah payung Danantara. Atau, seandainya bisa, memilih berpihak kepada kedua-duanya. Demikian disampaikan Pemerhati Lingkungan Sumut, Pardi D Pardede.
“Ini semakin meruncing situasinya. Persoalan ini harus disikapi dengan serius. Sikap Bupati Simalungun harus jelas. Berpihak kemana? Tentu harapan kita, kalau bisa berpihak kepada semua. Tapi sekali lagi. Itu kalau bisa,” saran Pardede, Kamis (13/11/2025) pagi.
Perubahan tanaman di lahan PTPN IV Regional II Sidamanik Kabupaten Simalungun, dimana awalnya pola Dikonversi lalu kemudian berubah menjadi Optimalisasi, menurut Pardede sama saja. Sama-sama bertujuan memuluskan keinginan pihak perkebunan semata. Bukan solusi terbaik yang mengakomodasi seluruh pihak.
“Dikonversi atau Dioptimalisasi, sama saja. Sama-sama memuluskan keinginan pihak perkebunan saja. Perubahan tanaman dari teh ke sawit, tetap itu intinya. Masyarakat sudah ngerti,” sambung Pardede.
Agar situasi bisa mereda dan mencegah konflik, Pardede menyarankan semua pihak sambung Pardede, harus duduk bersama untuk mencari solusi terbaik. Tak tertutup kemungkinan bilamana pengelolaan lahan, ikut melibatkan masyarakat sekitar.
“Boleh saja begitu. Pengelolaan lahan melibatkan masyarakat setempat. Tapi intinya, semua pihak harus saling menahan diri. Termasuk pihak perkebunan untuk sementara. Dengan tidak melakukan kegiatan lebih dulu. Agar tak memancing situasi semakin memanas,” sarannya.
Ketua Komisi IV DPRD Simalungun, Razak Siregar, berharap persoalan tersebut segera selesai dengan baik. Keinginan masyarakat sekitar harus didengar hingga tidak terjadi hal-hal tak diinginkan. Seperti di daerah lain yang justru kehilangan jati diri.

“Kita tetap mendukung yang terbaik bagi masyarakat. Tentu dengan tidak membiarkan pula potensi-potensi daerah menjadi hilang. Teh ini sudah menjadi tanaman khas yang secara langsung menjadi identitas Simalungun. Ini perlu dipertimbangkan dengan matang untuk dipertahankan,” sambung politisi Golkar ini.
Sejauh ini, Razak juga mengakui selalu terbuka dalam menampung aspirasi warga untuk kebaikan di masa mendatang. “Kita sudah bertemu warga. Dewan siap saja menampung seluruh aspirasi warga. Komisi 4 tentu berharap aspirasi warga ini didengar,” tutup Razak.
Sementara Bupati Simalungun Anton Saragih, belum memberikan keterangan apa-apa terkait polemik ini. Bahkan, Anton terkesan tak mau memberikan respons berulangkali dipertanyakan wartawan terkait sikapnya ke depan.
Seperti diketahui, PTPN IV Regional II Sidamanik, Simalungun, Sumut, mengalihfungsikan lahan kebun PTPN IV Sidamanik. Dari teh ke sawit. Dalihnya, Dikonversi. Kemudian berubah lagi menjadi Optimalisasi Lahan. Apapun dalihnya, warga tetap menolak rencana itu.
Mengatasnamakan Aliansi Peduli Teh Simalungun (APTeSi) Sidamanik, warga lalu berunjukrasa ke Kantor Bupati Simalungun. Demo dua kali sudah digelar. Terakhir, Senin (10/11/2025) kemarin.
Sehari setelah demo perdana digelar warga, Bupati Simalungun Anton Saragih, meresponsnya dengan menyebarkan video pada tanggal (3/10/2025) lampau. Di dalam video, Anton menyatakan sepakat dengan APTeSi. Menolak konversi. Tapi faktanya, Anton lebih dulu sudah merestui Optimalisasi Lahan itu dengan menerbitkan perizinan. (ung)






