SIMALUNGUN-CSKERAS | Arah kebijakan Bupati Simalungun Anton Saragih, kian tak jelas. Alih-alih menciptakan pemerintahan bersih dan transparan, praktik koruptif justru tetap dipertahankan. Dari jual foto. Jual buku. Jual-jual nama pun terus terjadi.
Menyikapi hal tersebut, pemerhati kebijakan pemerintahan, JD Damanik, mengaku kecewa jika Anton tetap mempertahankan praktik-praktik koruptif lama terus berkembang di jajaran Pemkab Simalungun.
“Kemarin-kemarin masih semangat kita. Anton, akan membawa perbaikan-perbaikan. Tapi faktanya apa? Baru 100 hari kerja, gelagatnya sudah gak baik. Udah bikin kita gak semangat lagi sekarang,” sindir JD Damanik, Kamis (05/06/2025) pagi.
Anton dengan mengusung tagline “Semangat Baru Simalungun” di masa pilkada, JD Damanik mengira “Semangat” nya untuk memperbaiki. “Masih ingat kita Tagline Pilkada (Semangat Baru) Anton di masa Pilkada. Kita kira semangat memperbaiki. Rupanya semangat mempertahankan yang bersifat korupsinya,” sentil JD Damanik.
Seperti diketahui, sejak dilantik sebagai Bupati Simalungun, praktik-praktik koruptif yang selama ini terjadi di lingkungan Pemkab Simalungun, terus berjalan. Hanya pelakunya saja yang berganti. Tapi, masih orang-orang dekat Anton Saragih. Seperti penjualan foto bingkai dinding bupati dan wakil bupati. Foto Presiden dan Wakil Presiden. Bebas menerapkan harga.
Target penjualannya menyasar ke seluruh kantor pangulu sampai kelurahan. Harganya, di atas normal. Hampir Rp800 ribu. Penjajanya, adalah WS dan JP. Sebagai sosok yang juga kerabat dekat oknum anggota DPR RI, WS memilih diam saat dikonfirmasi terkait selisih harga yang mencolok lebih mahal di pasaran.
Bukan sebatas itu saja. Orang-orang dekat Anton juga menjajakan buku ke sekolah-sekolah dengan sesuka hati. Para kepala sekolah dipaksa membeli walau tanpa melewati aturan yang telah ditentukan. Jika menolak, penjaja buku langsung menyebut mereka adalah orang dekat bupati.
Sayangnya, Bupati Simalungun Anton Saragih, pilih membeton alias tidak mau merespons terkait hal ini. Aksi orang-orang dekat Anton, tersebut hingga kini masih terus berjalan. (Ung)